Merry Christmas - Happy New Year !
- Brian Rinaldy
- Dec 24, 2019
- 5 min read
Updated: Dec 25, 2019
Oke ciaw, balik lagi dengan gua yang lagi masak sambil nyeduh kopi buat nunggu misa Malam Natal. Ada yang misa Malam Natalan juga? Oke, gua akan sedikit bahas soal Natalan dari tradisi sebelumnya, perayaan, dan Natal menurut gua itu peristiwa apa. Soalnya kita pasti sebagai umat Katolik dan Kristiani, momen Natal itu crucial banget ciaw karena hari lahir Juru Selamat kita, ya Tuhan kita Yesus Kristus.
Natal adalah perayaan umat Kristiani untuk merayakan hari lahir Yesus. Natal dalam bahasa Inggris atau misa hari Kristus merupakan istilah yang cukup sesuai. Istilah sebelumnya, Yule, yang berasal dari bahasa Jerman (jōl atau the Anglo-Saxon geōl,) merujuk pada pesta titik balik matahari saat musim dingin. Istilah yang ada dalam bahasa lainnya seperti Navidad dalam bahasa Spanyol, Natale dalam bahasa Italia, Noël dalam bahasa Perancis, yang semuanya jika diartikan adalah kelahiran. Weihnachten dalam bahasa Jerman berarti "malam suci". Sejak awal abad ke-20, Natal merupakan hari libur keluarga, yang dirayakan oleh orang - orang Kristiani dan non-Kristiani, tanpa unsur - unsur Kristen, dan biasanya ditandai dengan acara pertukaran hadiah yang semakin meriah. Dalam perayaan Natal ini, seorang tokoh mitos bernama Santa Claus memainkan peran yang sangat penting. Komunitas Kristiani awal mengidentifikasi perbedaan antara tanggal kelahiran Yesus dan perayaan liturgi peristiwa itu. Peringatan sebenarnya dari hari kelahiran Yesus sudah lama datang. Secara khusus, selama dua abad pertama umat Kristiani melakukan oposisi yang kuat untuk mengakui hari ulang tahun para martir atau, dalam hal ini, Yesus. Banyak Bapa Gereja memberikan komentar sarkastik tentang kebiasaan para penyembah berhala merayakan ulang tahun yang pada kenyataannya, orang - orang kudus dan para martir harus dihormati pada hari-hari kemartiran mereka yang dinilai sebagai "hari ulang tahun" mereka yang sebenarnya (dari sudut pandang gereja). Asal usul yang tepat untuk menetapkan tanggal 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus masih belum jelas. Perjanjian Baru tidak memberikan petunjuk dalam hal ini. Tanggal 25 Desember pertama kali diidentifikasi sebagai tanggal kelahiran Yesus oleh Sextus Julius Africanus pada tahun 221 dan kemudian menjadi tanggal yang diterima secara universal. Satu penjelasan luas tentang asal usul tanggal ini adalah bahwa 25 Desember adalah Kristenisasi dari dies solis invicti nati atau hari kelahiran matahari yang tidak ditaklukkan, sebuah hari libur populer di Kekaisaran Romawi yang merayakan titik balik matahari dari musim dingin sebagai simbol kebangkitan matahari, mengusir musim dingin, dan merayakan kelahiran kembali musim semi dan musim panas. Memang setelah tanggal 25 Desember diterima secara luas sebagai tanggal kelahiran Yesus, para penulis Kristen sering membuat hubungan antara kelahiran kembali matahari dan kelahiran Sang Putra. Salah satu kesulitan dengan pandangan ini adalah tidak adanya pembeda antara gereja Kristiani dengan para penyembah berhala, dimana pada mulanya gereja sangat ingin membedakan dirinya secara kategori dan kepercayaan dari praktik penyembahan berhala. Pandangan kedua menunjukkan bahwa tanggal 25 Desember menjadi tanggal kelahiran Yesus dengan alasan sebelumnya yang mengidentifikasi titik balik musim semi sebagai tanggal penciptaan dunia dan hari penciptaan keempat, ketika cahaya diciptakan, seperti hari kelahiran Yesus (yaitu, tanggal 25 Maret). Tanggal 25 Desember, sembilan bulan kemudian, menjadi tanggal kelahiran Yesus. Dalam jangka waktu yang lama, perayaan kelahiran Yesus Kristus bersamaan dengan hari pembaptisannya, dirayakan pada tanggal 6 Januari. Natal mulai dirayakan secara luas dengan liturgi khusus pada abad ke-9, tetapi tidak masuk dalam kepentingan liturgi, baik pada misa Jumat Agung maupun Paskah, dua hari libur utama Kristen lainnya. Gereja - gereja Katolik Roma merayakan misa Natal pertama di tengah malam, dan gereja - gereja Protestan semakin banyak mengadakan perayaan kebaktian cahaya lilin pada malam hari di tanggal 24 Desember. Pelajaran khusus "pelajaran dan nyanyian Natal" mengajarkan jalinan lagu - lagu Natal dengan pembacaan Alkitab yang menceritakan sejarah keselamatan sejak Kejatuhan Taman Eden sampai kedatangan Yesus Kristus. Pelatihan ini, diresmikan oleh E.W. Benson, diadopsi di University of Cambridge dan telah menjadi sangat populer.
Source from : https://www.britannica.com/topic/Christmas
Kira - kira awal mula hari Natal begitu kalo gua sunting dari web. Nah sekarang, gua mau cerita dikit soal makna Natal buat gua pribadi. Pas gua ikut misa Malam Natal, dan ada romo yang kasih khotbah soal Natal dan kelahiran. Kelahiran yang dimaksut oleh romo tersebut adalah kelahiran baru pribadi kita, terlepas yang terpenting adalah kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Makna kelahiran adalah merefleksikan segala sikap dan sifat kita sebelumnya, dan meninggalkan segala sesuatu yang buruk untuk terlahir kembali menjadi pribadi yang baik dan sesuai dengan jalan Allah. Misa Malam Natal juga menjadi tanda kesederhanaan, Hal ini ditandai dengan tempat kelahiran Yesus yang bukan di tempat yang megah, melainkan di kandang domba dan diletakkan dalam palungan. Kelahiran Yesus merupakan komitmen bagi kita untuk merayakan Natal seperti pada awalnya, tanpa kesombongan, tanpa kecongkakkan, tanpa biaya yang tidak perlu. Hari ini kita diingatkan akan kelahiran kandang. Semoga kesederhanaan kelahiran Kristus membawa kedamaian bagi kita, terang bagi sesama, dan menumbuhkan rasa solidaritas bagi kita masing - masing. Dengan khotbah ini, gua selalu inget dan menjalankan betul makna dari perayaan Natal, karena bukan sekedar untuk pesta, acara tukar kado, dan yang lainnya. Tapi, berubah menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Bagi orang yang baru dan awam, biasanya akan muncul pertanyaan, apa bedanya sih misa Malam Natal dan misa Natal Pagi? Secara gampangnya sih, dua misa ini beda soalnya bacaannya berbeda. Lalu pertanyaan selanjutnya sih wajib ikut yang mana? Jawabannya sih terserah ciaw. Tapi kalau gua pribadi biasanya ikut yang Malam Natal, soalnya kalau Malam Natal kita merenungkan kelahiran Yesus, mulai dari persiapannya sampai pada hari kelahiran-Nya. Kalo yang misa Natal Pagi sih, lebih ke misa anak – anak, soalnya wujud syukur atas kelahiran Sang Juru Selamat. Secara liturgi, ada tiga misa dalam perayaan Natal, yaitu Misa para Malaikat, Misa para Gembala, Misa sang Sabda Ilahi (dikutip dari Facebook Katolik Indonesia)
Misa tengah malam : Misa para Malaikat
menandakan dimulainya hari raya Natal dan peran para malaikat dengan “Gloria In Excelsis Deo”. Penyelenggaraannya pada tengah malam sudah menjadi tradisi atau kebiasaan lama di dalam Gereja dan penuh makna. Pertama, hal ini berkaitan dengan keyakinan tradisional bahwa Kristus lahir pada tengah malam. Kedua, dari kegelapan material di sekitar kita, kita diingatkan akan kegelapan rohani yang hanya dapat dihalau oleh Kristus, sang Cahaya.
Misa subuh : Misa para Gembala
merupakan penghormatan Sri Paus pada gereja kerajaan pada pesta pelindungnya. Sebagaimana para gembala berangkat penuh rasa ingin tahu ke kadang untuk menyembah Tuhan dan menerima hadiah-Nya yang terbesar yakni cahaya (terang), demikian juga kita datang menyembah dia sang Cahaya. Tema Cahaya mendominasi misa ini. Dulu misa ini dirayakan oleh Sri Paus di kapel Gereja Raja di Palatinum, Roma, yang diberi nama Gereja Sta. Anastasia, yang dibangun sebagai reproduksi Gereja Anastasis di Yerusalem.
Misa siang : Misa sang Sabda Ilahi
mengarahkan perhatian pada misteri keilahian Kristus, yakni sang Sabda Ilahi yang lahir menjadi manusia. Dia yang lahir di kandang hina adalah Raja Mulia dengan takhta dan mahkota kerajaan. Injil Yohanes 1 menjadi dominan.

Ya kira - kira begitu lah ya soal Natal dan gimana sih kita harus menyikapinya. Secara pribadi pun gua bukan umat yang sempurna di dalam lingkungan Gereja. Blog ini gua buat untuk jadi pengingat gua dan mungkin lu yang sampai sekarang masih belum bisa memaknai hari Natal secara lebih intim. Dan kalo udah Natal, udah pasti juga mau tahun baru. Nah, uda tinggal menghitung hari, uda ada hal positif apa yang lu uda lakuin ciaw? Hahaha, semoga di tahun 2020, kita semua bisa menjadi orang yang lebih baik dalam segala hal. Harapan gua di tahun depan semoga gua bisa menjadi berkat buat orang lain dan lebih bisa mengontrol diri sendiri. Semoga juga kita semua dapet rejeki yang melimpah ya ciaw, amin. Akhir kata sih dari gua selamat mempersiapkan diri menyambut natal, Tuhan memberkati kita semua.
Merry Christmas and Happy New Year!
Brian Rinaldy and Family.
Comments