Infection of Corona to the World
- Brian Rinaldy
- Mar 20, 2020
- 4 min read
Oke ciaw, gua lagi coba belajar bikin judul yang catchy supaya banyak yang minat baca blog newbie ini. Either catchy atau gaje si jadinya. But not a problem, soalnya kita lagi dihadapin sama masalah yang lebih gede lagi, Yap, virus corona yang kita juga gak tau gimana bisa sampai ke negara tercinta kita ini. Sebelumnya gua info sedikit lah soal ini, walaupun uda telat banget penjelasan kayak gini.
Desember 2019, penyebaran pertama terjadi. Banyak banget orang di China yang tiba - tiba kena pneumonia dari virus yang sekarang ini terkenal banget, 2019 Novel Coronavirus. Sebetulnya Coronavirus ini merupakan grup virus yang gede banget, dan kenapa disebut corona, soalnya mereka punya mahkota disekitar badan genetiknya (crown = corona). Biasanya mereka menyerang di area pernapasan dan pencernaan. Nah kalo yang di pernapasan ini uda ada dua yang terkenal ya ciaw, SARS (2003) dan MERS (2012). Nah yang terbaru ini masih belom dapet nama makanya disebut novel coronavirus. Ini si biasanya virus - virus yang hidup disekitaran hewa, tapi karena adanya mutasi makanya mereka bisa masuk ke manusia juga. Penularannya dari droplets kalau di manusia, dimana droplets ini adalah tetesan cairan tubuh. Gua lebih suka pake kata tetesan daripada cairan yang keluar dari batuk atau bersin soalnya kalau diliat sekarang, uda jaga jarak dari orang lain, tapi tiba - tiba bisa aja kena virus corona ini. Makanya gua lebih yakin tetesan cairan tubuh daripada cuma cairan batuk atau bersin (which mean air liur ya kalau disini). Nah, kondisi umum yang terjadi biasanya penderita itu kena demam, batuk, dan sesak napas. Tapi bisa berubah juga karena sekarang gak demam gak batuk tiba - tiba positif terjangkit. Yang bikin di negara kita makin "ngawur" adalah banyak banget teori yang muncul, mulai dari minum jamu, makan jahe, kunyit, rempah, bawang putih, dan lain sebagainya yang justru belum terbukti kebenarannya. Beberapa cara yang menurut gua make sense adalah minum air putih yang banyak, sering cuci tangan, either hand sanitizer atau sabun dan air, tapi gua lebih prefer sabun dan air karena lebih menyeluruh, sama social distancing. Ini sih tiga hal yang cukup make sense menurut gua untuk mencegah sebisa mungkin terjangkit virus ini. Masker juga sangat membantu, baik yang sedang batuk atau yang sehat. Ini juga merupakan saran yang dianjurkan dari WHO untuk masyarakat dunia.
Okay, pengenalan novel coronavirus-nya cukup ya. Sekarang gua mau coba kasih info dampak ini semua bagi kita. Satu hal yang pasti, kita jadi parno-an. Ada yang batuk atau bersin sedikit langsung panik. Ini uda pasti dan memang harus berjaga - jaga karena menurut gua corona ini kayak silent killer, gak tau kapan kenanya, tiba - tiba positif. Hal kedua yang keliatan banget itu ya perekonomian. Gak kerasa banget, kalau yang gak ngikutin, IHSG kita uda di angka 4,100-an. Ini darurat sih, bahaya banget menurut gua yang masih awam di dunia ini. Kalau yang perhatiin, di sekitar 12 Maret 2020 aja IHSG kita uda dibawah 5,000an. Menurut CNBC Indonesia, Wall Street sebagai kiblat bursa saham juga ikut turun akibat wabah pandemi ini. Berarti IHSG kita pun merosot jauh (sekitar 5%) dan merupakan yang terendah sejak 29 Juni 2016. Bahaya ciaw wabah ini.
Gak cuma IHSG, nilai tukar Rupiah juga kena imbasnya. Tanggal 19 Maret 2020, cek by google, 1 USD = IDR 16,095 which means uda naek 2,000 sejak awal negara kita kena "infeksi" corona ini. Well, semakin bahaya juga nih kalau uda kayak gini. Tapi jangan terlalu

panik ciaw, soalnya BI uda ngeluarin 5 kebijakan yang berguna buat mencegah dampak dari Covid-19 ini. Dikutip dari Kompas.com, 5 kebijakan ini antara lain :
Meningkatkan intensitas intervensi di pasar agar nilai tukar rupiah bergerak sesuai dengan fundamentalnya dan mengikuti mekanisme pasar (Domestic Non Delivery Forward (DNDF), pasar spot, dan pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Menurunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) Valas bank umum konvensional dan syariah, dari semula 8 persen menjadi 4 persen. Kebijakan ini berlaku mulai 16 Maret 2020. Penurunan rasio GWM valas tersebut akan meningkatkan likuiditas valas di perbankan sekitar 3,2 miliar dollar AS dan sekaligus mengurangi tekanan di pasar valas.
Menurunkan rasio GWM Rupiah sebesar 50 basis point (bps) yang ditujukan kepada bank - bank yang melakukan kegiatan pembiayaan ekspor - impor, yang dalam pelaksanaannya akan berkoordinasi dengan pemerintah. Kebijakan ini diharapkan dapat mempermudah kegiatan ekspor - impor melalui biaya yang lebih murah. Kebijakan akan diimplementasikan mulai 1 April 2020 untuk berlaku selama 9 bulan dan sesudahnya dapat dievaluasi kembali.
Lindung Nilai dengan mengambil kebijakan untuk memperluas jenis underlying transaksi bagi investor asing sehingga dapat memberikan alternatif dalam rangka lindung nilai atas kepemilikan rupiah.
Investor global dapat menggunakan bank kustodian baik global maupun domestik dalam melakukan kegiatan investasi di Indonesia. Namun, penggunaan bank kustodian, menurut Gubernur BI, tergantung praktik krisisnya masing-masing.
Agak bingung sekarang ini, keluar salah gak keluar rumah juga salah. Soalnya kan gak semua kantor uda di rumahkan. Masih ada yang masuk ke kantor, ya contohnya gua ini, Gua masih masuk kantor, tapi seperti yang uda gua perna bahas di blog sebelumnya, karena gua masih enak buat naek public transport, sekarang jadi agak was - was. Gua gak tau ada orang yang seperti apa yang masuk di bus ini, even MRT yang ketat pun gua jadi takut buat naek itu. Kondisinya lagi gak memungkinkan kita untuk bebas berkeliaran, tapi mau gimana lagi. Kita, dan gua khususnya masih mengais rejeki dengan kerja kantoran dan ngikutin apa kebijakan dari kantor aja. Tapi, gua yakin sih. Bangsa kita ini bangsa cerdas, cepat atau lambat kita pasti bisa ngelewatin ini semua. Dan juga untuk yang dinyatakan positif terjangkit, tetap semangat dan percaya kalian pasti sembuh. Kita semua berharap yang terbaik untuk negeri ini. So, stay safe everyone. Tuhan memberkati, cheers.
Comments