top of page
Search

Lover

Updated: Jan 24, 2020

Okay, first of all, pengenalan dulu kali ya, supaya bisa sedikit mengenal orang yang buat tulisan ini. Mungkin bagi orang yang udah kenal, saya adalah laki - laki yang cukup cerdas dan mudah bergaul. Tapi, untuk yang belum kenal, pasti liatnya saya itu orang yang angkuh, galak, dan sombong. Well, semua itu udah sering saya dengar setiap kali saya ketemu dengan orang baru. “Kok dia jutek banget si?” “Mukanya sombong banget ya ampun.” “Gak friendly ni orangnya, pendiem banget.” Okay, saya memang orang seperti itu. Saya bukan tipikal orang yang bisa langsung SKSD (sok kenal sok deket) dengan orang lain, karena saya tau, saya adalah orang yang suka bercanda dan gak mau kalo tiba – tiba bercandaan saya malah dianggap serius dan mereka sakit hati nantinya. At the end, kita semua butuh temen, either itu untuk koneksi ataupun hangout, walaupun ujung – ujungnya yang dekat hanya sedikit.

Okay, postingan kali ini tujuannya untuk sedikit cerita soal percintaan. Anak – anak jaman now mungkin uda gak asing lah sama pacaran. Beda sama saya yang dulu pas masi SD ato SMP masi agak tabu untuk pacaran, kalau sekarang kan SD saja uda Ayah Bunda. SD itu hidup saya hanya untuk belajar, kutu buku. Kalau nilai gak dapet 10, saya bisa stress, soalnya saya diajari mengenai rewards and punishment untuk segala sesuatu. Kalau dapet 10, ya saya dapat hadiah mainan. Untungnya si, saya belum perna terima punishment, karena saya cukup pintar di SD. So, when I fall in love for the first time? Who is my first love then? Well, I fall in love with a girl in Junior High School and she is my first love. Katanya tabu di jaman itu untuk pacaran? Okay, saya berubah. I totally changed when I choose my new school. Lingkungan itu berpengaruh ternyata dan gak semua dampaknya negatif, kok. Jadi saat itu, saya uda bisa kenal yang namanya cinta, dan suka sama lawan jenis. Kita singkat aja, karena saya masi amatir soal pacaran saat itu. Mungkin kita pakai gua dan lu kali ya karena ini ngomongin soal cinta, which is kehidupan sehari – hari supaya lebih friendly aja. Pacaran sama dia gak bertahan lama, kira kira 1 bulanan. Gua yang amatir, grogi banget untuk ngobrol langsung, padahal itu temen sekelas. Tapi kita bisa SMS (saat itu masi SMS ya kawan – kawan) sangat panjang dan itu berlangsung selama 1 bulan. Then, setelah kita putus, gua mulai belajar dan tau soal pacaran. Pengalaman gua untuk mencari cewek dan coba untuk mengenal lebih soal wanita pun dimulai.

Setelah hubungan gua berakhir, gua mulai tau harus gimana sama cewek. Akhirnya gua coba lebih banyak berinteraksi sama temen – temen sekelas gua. Ada juga yang malah jadi kena PHP (pemberi harapan palsu), padahal gua gak suka sama dia. Setelah berlangsung cukup lama, mencoba lebih mengenal beberapa cewek, akhirnya gua suka sama adik kelas gua, tapi dia uda punya pacar. Secara etika dan logis, banyak yang pasti mundur, karena uda punya pacar, dan takut dilabrak. But, i have a different method. Ketika lu kejer cewek yang uda punya pacar, saingan lu cuma 1, ya cowoknya doank. Is it true? Well, in my case thats a true thing that I believe. Dan akhirnya gua deketin adik kelas itu, yang pada akhirnya dia putus sama cowoknya dan jadian sama gua secara diam – diam. Kenapa? Karena mantannya ada di angkatan gua, but he is not one of my friend. Okay, saran gua cuma satu untuk kalian yang sedang suka sama cewek yang uda ada pacarnya. Sabar aja dan jangan sampe emosi mengambil alih. Ketika kita, para cowok, ngeluarin emosi cewek – cewek itu tau loh, kalo kita suka sama dia, dan ini bisa ngerusak plan yang uda kalian bangun.

"Flirt with a girl who has a boyfriend is like building your company. You must learn and wait with passion. If there's any opportunity, just hunt them down."

So, sekarang gua uda mulai sedikit paham cara untuk ngegebet cewek. Tapi, semua target gua adalah cewek yang uda punya pacar, bro. Gua gak paham gimana cara untuk deketin cewe yang masi single, karena mindset gua adalah untuk akuisisi bukan start up. Kenapa gua bisa punya mindset seperti itu? Karena ada satu cewek yang bikin gua ga mau sama cewek single. Temen – temen deket gua pasti tau siapa cewek itu yang bikin gua gak bisa move on selama dua tahun. Karena gua jarang gagal untuk deketin cewek, dan ketika ada yang menolak secara tidak langsung, insting laki – laki itu pasti semakin penasaran. Ini cewek kenapa si gak mau sama gua? Padahal yang lain itu gak sesusah ini? Yes, now I’m addicted to her. Two years feels like forever. Gua jadi galau gak karuan. Setiap kali mulai chat sama dia, gua uda siapin banyak banget topik untuk ngobrol, karena dia balesnya singkat, padat, jelas. Hal ini berlangsung terus - terusan sampai gua uda lulus SMA. Masuk kuliah, gua masi penasaran sama dia.Tapi akhirnya gua nyerah. Gua sadar, gak akan ada hasilnya begini terus sama dia. Then, I met a girl in college. Setelah mencoba kenal lebih deket, dan mulai tau sifat dan karakter dia, kita jadi deket. Setelah gua deket sama dia, gua baru tau kalau dia uda punya pacar. Lagi dan lagi, harus bersabar temen - temen. Gua selalu nemenin dia, kita belajar bareng, dan semuanya bareng – bareng. Sampai suatu hari, gua tau dia lagi beratem sama pacarnya, dan mulai lah gua beraksi dengan cara lama yang uda hafal luar kepala. Pulang kampus, gua nunggu dia di parkiran. Pas dia turun ke parkiran dan gua samperin dia disitu, dia nangis dan peluk gua. Okay, victory is mine guys! Gua uda yakin, setelah kejadian ini, gua pasti bisa jadian sama dia. Well, ternyata gak semudah itu. Gua tau dia adalah cewek yang populer, tapi yang jadi masalah adalah dia ternyata sepopuler itu, dan yang sedang “mendoakan” dia putus bukan cuma gua, tapi banyak banget! Awalnya gua masi yakin kalo dia akan sama gua, secara kita satu kampus, satu mata kuliah, gua sering ke rumah dia dan akrab sama keluarga dia. Tapi, gua perna iseng puter balik ke rumah dia setelah gua pamit. Ternyata cowok lain juga ada yang suka ke rumah dia, kita uda kayak kerja shift - shift an, gua shift pertama si cowok itu shift dua. Wah, gua kaget banget pas liat ada cowok laen yang masuk ke rumah dia selain gua. Tapi disini gua mau clarify ya, dia bukan cewek gak bener, yang sama semua cowok dia mau – mau aja. Dia mengikuti semua kodrat wanita pada umumnya aja, menganggap semua cowok itu teman. Sekarang dia uda nikah dan punya anak kok, untungnya gak jadi sama gua, yang malah nulis blog ini untuk ceritain kehidupan percintaan gua hehehe.

Terus setelah kisah kasih di kampus ini, kehidupan gua gimana? Okay, now I'm in working state, gua kerja di salah satu perusahaan tembakau asing. Sekarang gua juga uda punya wanita yang paham semua kekurangan gua, dan dia memilih untuk tetap stay sama gua. Gua akan ceritai sedikit ke kalian gimana gua berhasil menemukan dia, wanita yang luar biasa. Selasa, 11 September 2018, awal dari kisah ini. Waktu itu gua diundang ke ulang tahun anaknya teman gua. Keep in mind, gua adalah orang yang gak suka anak kecil, jadi gua gak terlalu perhatiin acaranya. Iseng - iseng gua buka aja aplikasi TanTan. Ada yang tau TanTan? Okay, TanTan is an apps that give you a chance to meet other peoples, whether for a friend or lover. And yes, I found her now. Awal kita chatting si ya hambar, dan gua juga sebenernya lagi di fase yang gak pengen pacaran, uda keenakan sendirian. Tapi ya gak ada salahnya juga kan dicoba. Ngobrol terus via whatsapp gua pikir boring juga kalo gak ketemuan. Then after a long long long chat, we decided to met. Kenapa lama? ya gua ditolak lah bos pergi awal - awal. Deket banget aja belom, uda gua ajak ketemuan. Total gua ditolak tiga kali sama dia pas ngajak ketemuan hehehe. Setelah dia setuju, kita sepakat buat ketemuan di suatu mall. Pas gua jalan kesana, ditengah jalan sempet kepikiran, gua mau ngapain ya kesini, gak jelas banget jalan dan ketemu sama orang yang gua juga gak tau wujudnya gimana. But, the interesting part begin. Setelah gua ketemu, okay this is it. Gua bukan tipe orang yang cinta pandangan pertama, tapi kali ini apperance dia bikin gua, “Ini yang gua cari selama ini.” Lebay si, tapi ya ini yang gua pikirin pas pertama kali ketemu dia. Kita pergi ke coffee shop dan ngobrol untuk lebi kenal satu sama lain sebelum nonton. Film pertama yang kita pilih buat nonton adalah Venom, romantis sekali kan. Setelah nonton, ya biasa, ngajak makan, ngulur waktu biar gak buru – buru balik. Kita makan ya sambil cerita kehidupan sehari – hari aja, soal kerjaan, soal keseharian dia, karena pas itu dia lagi propose kerjaan di salah satu KAP terkenal, The Big Four, di Jakarta. Pas mau balik, gua paksa dia untuk gua anterin, sekaligus gua mau tau rumah dia dimana, karena gua mau coba serius sama dia. Perjalanan malem yang cukup jauh, tapi berkesan. Gua bawa pelan - pelan supaya bisa lebih lama sama dia. Okay, rumah uda tau, fisiknya uda, sekarang tinggal cari tau kepribadiannya. Dia adalah cewek yang sangat mandiri dan dewasa. Dia gak pernah ngeluh untuk hal – hal kecil, dan dia punya target yang uda di set dari awal. Dia juga pekerja keras, dan sedikit kepala batu. Pendiriannya tegas, dan gak gampang di goyahkan sama orang lain. Observasi awal gua adalah dia cewe yang seperti itu. And I was right, semuanya sesuai perkiraan gua. Gua mau cari dimana lagi cewek yang kayak gini? Setelah tau kepribadiannya dan tau kita seagama, gua ajak dia untuk gereja bareng. Gua ajak dia gereja di Stella Maris waktu itu dan gua berdoa supaya Tuhan kasih jalan untuk gua bisa jadian sama dia. Selesai ibadah, kita jalan – jalan sebentar sebelum balik. Gua coba utarakan maksut gua selama ini untuk deket sama dia dan kenal lebih dalam soal dia. Tepat di hari itu, dia jadi pacar gua, sampai sekarang.

Dari awal kenal, sampai detik ini, kita gak perna berantem sama sekali. Ada yang bilang, wah pacaran lu gak sehat tuh, sama – sama mendam emosi. Tapi menurut gua gak. Mungkin kita gak pernah berantem, karena kita uda tau kapan harus mengalah, kapan harus jadi pendengar, kapan harus ngasih pendapat, dan gak terlalu mempersoalkan hal – hal sepele. Gaya pacaran kita santai banget, karena kita selalu take and give. Terkadang gak semua cerita yang kita ceritain tuh butuh ditanggepin kok. Cukup didengar aja kita uda senang. Okay, for the last part, dia sosok yang buat gua bekerja lebih baik, menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih fokus dalam achieve goals, dan semuanya itu berkat yang sangat baik dari Tuhan buat gua melalui dia.

She’s so amazing.

She can handle me so well.

Now, with this blog, I'll tell her something.

Thank you for bring the best version of me.

Thank you for loving me.

I love you, Theresia Monica.

 
 
 

Comments


bottom of page